UNY Harumkan Nama Indonesia Dalam Ajang Bergengsi IPITEX 2018 Di Bangkok, Thailand

UNY berhasil mengharumkan nama Indonesia dalam lomba inovasi karya IPITEX 2018 (International Intellectual Property, Invention, Innovation And Technology Exposition) di Bangkok, Thailand. Kompetisi ini diadakan oleh National Research Council of Thailand (NRCT) yang bekerjasama dengan Internation Federation of Inventor’s Associations (IFIA). Berkat REOSQUIDO, tim mahasiswa UNY yang terdiri atas Muhammad Abdul Azis (Teknik Elektronika), Ersyah Yulia Nur (Pendidikan Sejarah), Alsa Rizki Safitri (Kimia), Mia Isnaningrum (Pendidikan Kimia), dan Dedi Nurohman (Pedidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) mendapat penghargaan dari ajang bergengsi ini.

REOSQUIDO atau Reserve Osmosis Liquidov merupakan alat inovasi tenologi dalam proses produksi air bersih dan layak minum yang memanfaatkan bahan baku air laut melalui proses desalinasi. Alat ini menggunakan metode evaporasi dari sinar UV dan mikrokontroller yang dapat mengubah air laut menjadi air layak minum sekaligus kristal garam.

Alat ini diciptakan karena pengadaan air bersih yang tidak merata dan cenderung sangat mahal. Hal ini disebabkan karena letak geografis, keterbatasan akses, serta lajunya pertumbuhan populasi manusia. Selain itu, keterbatasan air bersih juga disebabkan oleh pencemaran sumber air bersih dari limbah buangan, sehingga sangat berdampak pada kesehatan dan ketersediaan air bersih. Oleh sebab itu, diciptakanlah REOSQUIDO sebagai solusi dan alternatif terhadap permasalahan ketersediaan air bersih yang sangat terbatas.

Delegasi ini berhasil meraih 3 penghargaan sekaligus dalam ajang IPITEX 2018 (INTERNATIONAL INTELLECTUAL PROPERTY, INVENTION, INNOVATION AND TECHNOLOGY EXPOSITION) DI BANGKOK THAILAND. Adapun penghargaan yang berhasil diraih diantaranya adalah Gold Medal dan Innovation Award katergori teknologi yang diberikan oleh Rektor University of Craiova Romania, dan Bronze Medal yang diberikan oleh National Research Council of Thailand (NRCT).

Kompetisi bergengsi ini diikuti oleh 24 negara yakni Kanada, China, Mesir, Hongkong, India, Indonesia, Iran, Jepang, Lebanon, Makau, Malaysia, Filipina, Polandia, Rumania, Rusia, Saudi Arabia, Singapura, Korea Selatan, Sri Langka, Taiwan, Uni Emirate Arab, Inggris, Vietnam dan Thailand. ”Semoga alat yang kami ciptakan ini dapat bermanfaat khususnya bagi daerah pesisir yang memiliki keterbatasan air bersih. Selanjutnya, alat ini dapat dikembangkan lagi,” harap Ersyah. (ELSE)(MUS)

Sumber https://www.ristekdikti.go.id

Undefined